Pemanfaatan Limbah Pasar (Sayur-sayuran) Sebagai Kompos Organik
Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomis,
kebudayaan, politis dan lain-lain, pasar sebagai tempat pembeli dan penjual
yang memungkinkan proses untuk mengadakan tawar menawar Sadilah (2011) dalam Masitoh(2013).
Pasar tradisional merupakan tempat umum yang terdapat lebih dari satu penjual
yang menjual bahan kebutuhan pokok sehari-hari, dan secara resmi diakui oleh
pemerintah. Sedangkan menurut Trisnawati (1988), pasar merupakan suatu tempat
bagi manusia dalam mencari keperluan sehari-harinya.
Kegiatan pasar pasti akan menghasilkan limbah pasar. Sedangkan menurut
Rinaldi (2012), limbah pasar adalah suatu bahan atau produk pasar berlebihan
yang lagi dianggap tidak memiliki nilai bagi pengguna. Apabila limbah pasar
yang masih baru tidak terlalu menimbulkan bau tetapi kemudian akan berbau
menyengat dan menjadi sarang penyakit bila tidak segera dikelola dengan baik
(Purwanti, 2003).
Sampah sayur - sayuran merupakan bahan buangan yang
yang biasanya dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan
lebih lanjut sehingga akan menimbulkan gangguan lingkungan dan bau yang tidak
sedap. Selain itu juga memiliki dampak pada kondisi kesehatan penduduk. Karena
sampah sampah tersebut berpotensi sebagai media penyebaran penyakit. Pengolahan limbah padat berupa sayur-sayuran ini perlu dilakukan, salah satu cara untuk mengolah limbah padat ini adalah
dengan pembuatan pupuk kompos.
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur,
carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh
mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki
sifat-sifat tanah.
Pengolahan
bahan organik menjadi kompos ( Pengomposan), dianggap sebagai teknologi
berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, dan penggunaan
kompos (pupuk organik) dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia dan pemberi nilai
tambah pada limbah.
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khsususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energiProses pembuatan kompos
berlangsung dengan menjaga keseimbangan kandungan nutrien, kadar air, pH,
temperatur dan aerasi yang optimal melalui penyiraman dan pembalikan. Pupuk
organik cair yang berasal dari limbah sayuran merupakan salah satu sumber pupuk
organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting bagi tanaman.
Dalam pembuatan kompos dengan menggunakan alat dan bahan
- Sampah Organik
- Komposer
- Pisau/gunting
- EM-4
Adapun langkah pembuatannya
jdoi Sehingga dengan pengolahan kompos dapat meminimalisir sampah pasar yang tidak terpakai.
DAFTAR
PUSTAKA
Eis Al Masitoh, 2013, Upaya menjaga Eksistensi Pasar Tradisional:
Studi Refitalisasi Pasar Piyungan Bantul, Jurnal PMI, 10 : 64-67.
Mirsa, Rinaldi, 2012, Elemen Tata Ruang Kota, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Purwanti, Sukarsono dan Zaenab, 2003, Teknologi Pemanfaatan Limbah
Pengelolaan Udang dengan Metode Deasetilasi, Jurnal Dedikasi, 1 : 65-67.
Trisnawati, 1988, Eksistensi Pasar Tradisional, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Cahaya,
Andhika, T. S dan Dody Ady Nugroho. 2011.
Pembuatan Kompos Dengan
Menggunakan
Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu). Hal.1-7.