Sabtu, 23 Mei 2015

Pemanfaatan Limbah Pasar (Sayur-sayuran) Sebagai Kompos Organik

Pemanfaatan Limbah Pasar (Sayur-sayuran) Sebagai Kompos Organik 

Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomis, kebudayaan, politis dan lain-lain, pasar sebagai tempat pembeli dan penjual yang memungkinkan proses untuk mengadakan tawar menawar Sadilah (2011) dalam Masitoh(2013). Pasar tradisional merupakan tempat umum yang terdapat lebih dari satu penjual yang menjual bahan kebutuhan pokok sehari-hari, dan secara resmi diakui oleh pemerintah. Sedangkan menurut Trisnawati (1988), pasar merupakan suatu tempat bagi manusia dalam mencari keperluan sehari-harinya.
Kegiatan pasar pasti akan menghasilkan limbah pasar. Sedangkan menurut Rinaldi (2012), limbah pasar adalah suatu bahan atau produk pasar berlebihan yang lagi dianggap tidak memiliki nilai bagi pengguna. Apabila limbah pasar yang masih baru tidak terlalu menimbulkan bau tetapi kemudian akan berbau menyengat dan menjadi sarang penyakit bila tidak segera dikelola dengan baik (Purwanti, 2003).


Sampah sayur - sayuran merupakan bahan buangan yang yang biasanya dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut sehingga akan menimbulkan gangguan lingkungan dan bau yang tidak sedap. Selain itu juga memiliki dampak pada kondisi kesehatan penduduk. Karena sampah sampah tersebut berpotensi sebagai media penyebaran penyakit. Pengolahan limbah padat berupa sayur-sayuran ini perlu dilakukan, salah satu cara untuk mengolah limbah padat ini adalah dengan pembuatan pupuk kompos.
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.
Pengolahan bahan organik menjadi kompos ( Pengomposan), dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, dan penggunaan kompos (pupuk organik) dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia dan pemberi nilai tambah pada limbah.
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khsususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energiProses pembuatan kompos berlangsung dengan menjaga keseimbangan kandungan nutrien, kadar air, pH, temperatur dan aerasi yang optimal melalui penyiraman dan pembalikan. Pupuk organik cair yang berasal dari limbah sayuran merupakan salah satu sumber pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting bagi tanaman.
 
Dalam pembuatan kompos dengan menggunakan alat dan bahan

- Sampah Organik
- Komposer
- Pisau/gunting
- EM-4
Adapun langkah pembuatannya
 


jdoi              Sehingga dengan pengolahan kompos dapat meminimalisir sampah pasar yang tidak terpakai.

DAFTAR PUSTAKA




Eis Al Masitoh, 2013, Upaya menjaga Eksistensi Pasar Tradisional: Studi Refitalisasi Pasar Piyungan Bantul, Jurnal PMI, 10 : 64-67.
Mirsa, Rinaldi, 2012, Elemen Tata Ruang Kota, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Purwanti, Sukarsono dan Zaenab, 2003, Teknologi Pemanfaatan Limbah Pengelolaan Udang dengan Metode Deasetilasi, Jurnal Dedikasi, 1 : 65-67.
Trisnawati, 1988, Eksistensi Pasar Tradisional, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Cahaya, Andhika, T. S dan Dody Ady Nugroho. 2011. Pembuatan Kompos Dengan          
     Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu). Hal.1-7.